Translate

Friday, January 22, 2010

8 Tipe Orangtua yang Sulit

Rabu, 13/1/2010 | 12:23 WIB
KOMPAS.com - Dalam mendidik anaktiap orangtua pasti berbeda. Tergantung dari tipe si anak itu sendiri, latar belakang si orangtua tersebut saat dibesarkan, dan pengalaman serta pengetahuannya mengenai pendidikan anak. Beberapa waktu lalu, Nanny Stella dari program acara Nanny 911 berkunjung ke Indonesia untuk membagikan tips mengenai cara mendidik anak.juga sempat membeberkan tipe-tipe orangtua yang salah dari cara mereka membesarkan anak. Berikut di antaranya:

1. Marah/Frustasi
Tipe ini sulit mengontrol kemarahannya, sumbu marahnya pendek, dan seringkali menggunakan metode hukuman ala diktator (berteriak, memukul). Pasangan Anda seringkali merasa frustasi juga, dan anak-anak seringkali merasa terintimidasi, dan takut untuk mendekat karena khawatir Anda akan marah jika mereka salah bertingkah laku.
* Cara Mengatasinya: Cobalah untuk mulai melatih kesabaran, berlatih pernapasan, atau menghitung hingga 10 sampai rasa marah itu mereda. Cara lainnya adalah dengan menggunakan bola lembut yang bisa diremas, lampiaskan energi tiap kali rasa ingin marah itu datang. Seandainya amarah Anda sudah sangat sulit ditahan, coba tinggalkan ruangan sejenak untuk menenangkan diri. Atau gunakan energi tersebut untuk membersihkan rumah. Sebaiknya Anda tidak berteriak kepada anak. Lebih disarankan untuk berkata dengan tenang. Jika merasa ingin berteriak, sebaiknya dekati si anak dan bicara dengan berbisik.

2. Menghindar
Ada orangtua yang takut atau frustasi menghadapi keluarganya,dan menghindar untuk pulang ke rumah atau menghindar berkumpul dengan keluarganya. Namun,ini akan berdampak pada anak yang akan merasa kecewa, meminta perhatian lebih, dan mengambil kesempatan untuk ketidakberadaan Anda.
* Cara Mengatasinya: Lihat masalah ini seperti masalah pekerjaan. Hadapi dan carilah solusinya. Beberapa pasangan tidak membagi tugasnya sama rata. Cobalah anggap hubungan Anda dan pasangan sebagai tim. Sebelum mulai mengambil langkah, Anda dan dia perlu menyatukan visi. Setelah itu, mulailah membagi tugas Anda untuk memastikan segalanya berjalan dengan lancar, dan perkirakan pula apa saja yang harus dan berani Anda kompromikan dengan pasangan. Pastikan hal tersebut berjalan dengan lancar.

3. Bingung
Anda merasa tak mengerti akan banyak hal. Menyerahkan segala tanggung jawab dan segalanya kepada pasangan dan membiarkan si kecil melakukan apa pun yang mereka inginkan. Pasangan Anda setuju untuk menjaga suasana tetap tenang, tapi menyesali mengapa Anda tak mau mencoba. Anak-anak Anda mengambil keuntungan dari kekurangtegasan Anda dan seringkali mengambil alih kepemimpinan kala ia mampu.
* Cara Mengatasinya: Berhentilah mengeluh dan mulai memikirkan apa yang Anda inginkan dari anak-anak dan diri Anda. Bicarakan dengan orangtua lain yang Anda percayai ide dan masukannya.

4. Tak Teratur
Anda memiliki rutinitas dan tak ada yang berhasil diselesaikan. Menyerah adalah salah satu kebiasaan Anda. Pasangan Anda pun mulai membantu Anda dengan alasan-alasan. Anak-anak Anda tak teratur, sering mangkir dari janji, dan menghindari tugas.
* Cara Mengatasinya: Ciptakan sebuah sistem tugas, kegiatan rutin, dan bereskan barang-barang yang berserakan. Bangun konsistensi, batasan, struktur, dan tingkat panutan. Percaya pada diri Anda, dan bersatulah sebagai keluarga.

5. Pemaaf
Tipe ini membiarkan si anak melakukan apa pun yang ia mau, bahkan untuk tindakan-tindakan nakal sekalipun, dan jarang mendisiplinkan si kecil. Pasangan dari tipe ini beranggapan bahwa tipe ini kebingungan dan tak mampu mendisiplinkan si anak. Anak-anak dengan mudahnya mendapatkan apa yang mereka mau lewat tangisan dan keluhan.
* Cara Mengatasinya: Menghindari pikiran "tapi mereka kan masih anak-anak". Katakan pada anak yang bertingkah buruk, "itu tidak boleh!". Ciptakanlah aturan-aturan untuk si kecil, kalau bisa dituliskan, dan jangan pernah mangkir dari aturan-aturan itu, jangan mau menyerah dari aturan itu. Sudah merupakan tanggung jawab Anda sebagai orangtua dan orang dewasa di rumah untuk bisa tegas.

6. Bersuara Keras
Teriakan, "Jangan berisik!" sering kali terlontar. Anak dan pasangan menjadi takut dan tak berani mendekat. Anak-anak pun mulai berteriak saat berbicara dengan teman atau saudaranya.
* Cara Mengatasinya: Teriakan sebenarnya merupakan pertanda bahwa situasi sudah mulai keterlaluan. Saat Anda merasa ingin berteriak, tenangkan diri Anda. Pelankan volume suara televisi dan mulailah untuk saling mendengarkan satu sama lain yang berbicara dengan suara cukup tenang. Kendalikan volume suara Anda.

7. Sangat Suka Mengkritik
Salah satu kesalahan umum para orangtua adalah dengan menciptakan suatu standar yang sangat mustahil untuk mereka penuhi. Para orangtua cenderung memikirkan citra diri dan keluarga di mata orang lain, dan tidak memikirkan perasaan si anak.
* Cara Mengatasinya: Tanyakan pada diri sendiri, apa yang telah Anda lakukan pada si kecil. Pikirkan bagaimana perasaan Anda jika orangtua Anda berlaku seperti cara Anda memperlakukan si kecil. Ciptakan aturan rumah yang realistis dan dengarkan anak-anak Anda.

8. Menganggap Enteng
Anda selalu bertentangan dengan pendapat pasangan. Pasangan Anda seringkali merasa dikecilkan dan meragukan perasaannya sendiri. Anak-anak seringkali merasa kebingungan, dan suka bertingkah berlebihan untuk mencari perhatian.
* Cara Mengatasinya: Telan harga diri Anda, lihat kenyataan dan hadapi kesalahan yang telah Anda buat. Ciptakan aturan rumah dan kesepakatan untuk kerja tim. Ketika Anda sudah menyetujui dan masing-masing sudah mengetahui tugas dan tanggung jawab yang terbagi rata, tak ada lagi alasan untuk memandang pasangan sebelah mata.

7 Cara Mengatasi Gejolak Stres

Senin, 30 November 2009 | 11:45 WIB

Shutter Stock
Minum teh di tengah-tengah kesibukan bisa membantu kurangi stres yang melanda. KOMPAS.com - Stres memang tak mungkin dihindari. Menjelang akhir tahun, pekerjaan makin menumpuk, si bos menuntut banyak, keluarga minta liburan, dan masih banyak lagi tuntutan yang membuat Anda dipenuhi pikiran. Apa yang bisa dilakukan untuk meredakan gejolak stres di dalam kepala Anda? Berikut adalah 6 hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya.

1. Teh hitam
Sebanyak 75 relawan yang ikut dalam sebuah studi yang dilakukan oleh University College di London, diminta meminum teh hitam sebelum melakukan dua tugas yang membuat mereka stres. Ternyata, hormon stres (kortisol) mereka turun sekitar 47 persen ketimbang relawan yang tidak meminum teh sebelumnya.

2. Katakan!
Bukan tanpa alasan orangtua kita mengajarkan untuk tidak bicara kasar, termasuk mengumpat. Memang tidak sopan untuk melontarkan kata-kata umpatan. Namun, pada kenyataannya, menurut sebuah penelitian yang dicantumkan dalam Leadership & Organization Development Journal, mengumpat bisa mengurangi tingkat stres seseorang. Tidak disarankan untuk mengumpat di depan orang lain atau di tengah-tengah acara yang sedang berlangsung. Namun, sedikit mengumpat di ruangan yang sangat sepi dimana Anda sendirian (dan tidak berlebihan) ditengarai bisa membantu melegakan sedikit tekanan dari otak Anda.

3. Beri tekanan tambahan
Akupresur sudah diketahui khasiatnya sejak zaman dulu. Tekanan di titik-titik utama dan sentral merupakan pereda ketegangan yang cepat dan efektif. Bahkan, menurut Hong Kong Polytechnic University, teknik akupresur mampu mengurangi stres hingga 39 persen. Untuk membantu mengurangi stres, Anda bisa menekan (memijat) daerah daging yang letaknya di antara ibu jari dan telunjuk masing-masing tangan Anda selama 20-30 detik.

4. Manjakan diri
Tekanan dalam darah yang meninggi terkadang bisa membuat seseorang merasa stres. Untuk menenangkan peredaran darah dan memberi kemudahan agar darah mengalir, disarankan untuk meminum cokelat panas. Cokelat mengandung flavonoid, yang mampu melebarkan saluran darah dalam tubuh. Minumlah cokelat yang pekat atau bubuk kakao, yang memiliki kandungan penghilang stres lebih banyak ketimbang susu cokelat. Usahakan hanya meminumnya satu sajian saja.

5. Tertawalah
Sudah banyak yang mengatakan bahwa tawa lepas bisa membantu menyehatkan tubuh. Dilaporkan oleh Loma Linda University di California bahwa antisipasi untuk menunggu tawa saja sudah bisa menurunkan hormon-hormon stres, seperti dopac, kortisol, dan epinephrine. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan mencari video-video lucu di internet.

6. Makin banyak lemak, makin baik
Menurut penelitian di University of Pittsburgh, mereka yang memiliki kandungan asam lemak omega-3 EPA dan DHA tinggi memiliki tingkat kebahagiaan lebih, berpikir lebih tenang, dan bisa lebih mudah diajak kerjasama. Tingkatkan mood Anda dengan menambah makanan sumber omega-3 lebih banyak, seperti salmon, herring, dan sardin dalam menu harian Anda. Atau tambahkan suplemen harian, sekitar 400 mg EPA dan DHA yang banyak terkandung dalam minyak ikan.

7. Relaksasi
Ada beragam tipe dan teknik relaksasi. Anda bisa mempelajari teknik relaksasi tersebut dari praktisi kesehatan, termasuk praktisi pengobatan alternatif, dokter, dan psikoterapis. Jika Anda belum memiliki kesempatan untuk bertemu mereka, Anda bisa mempelajarinya secara pribadi.

Jangan Stres! Duduk dan Diamlah!

KOMPAS.com - Memang mustahil hidup tanpa stres. Namun bila stres melanda Anda tak perlu melarikan diri, bahkan sampai mengonsumsi obat-obatan penenang. Cukup luangkan waktu sejenak untuk melakukan meditasi.

Penelitian menunjukkan, meditasi yang dikombinasikan dengan terapi bicara, yang disebut dengan mindfulness meditation bisa melepaskan rasa stres, bahkan depresi.

"Depresi bisa menjebak orang pada pikiran-pikiran negatif, seperti 'saya tidak cukup baik', atau 'tak ada orang yang menyukai saya'. Hal ini bisa menyebabkan hilangnya rasa menghargai diri," kata Profesor Willem Kuyken dari the Mood Disorder Centre dari Exeter University, Inggris.

Meditasi akan membantu kita melihat pikiran-pikiran negatif sebagai sesuatu yang keliru. Pikiran kita juga akan dilatih untuk melihat stres sebagai sesuatu yang dapat diatasi. Dalam studinya, Kuyken dan timnya menemukan bahwa meditasi sama efektifnya dengan penggunaan obat anti depresan dalam jangka panjang.

Meditasi yang dilakukan tidak harus dengan duduk bersila dalam ruangan atau waktu khusus. Kuyken mengatakan dengan menutup mata sejenak, memfokuskan pikiran dan melepaskan ketegangan juga bisa dipakai sebagai bentuk meditasi.

Anda juga boleh menyugesti diri sendiri saat bermeditasi. Tanamkan dalam hati nilai-nilai positif tentang diri sendiri, misalnya "Saya mampu mengerjakan tugas ini."

Berbagai studi ilmiah melaporkan berbagai manfaat meditasi, antara lain membuat otak lebih rileks, memulihkan keseimbangan saraf dan kesegaran tubuh, memperkuat daya tahan tubuh, melatih konsentrasi, dan sebagainya.

Terapi Hormon Alami? Pakai Susu Kedelai Aja!

Rabu, 20 Januari 2010 | 09:34 WIB

TERKAIT:
Tunda Keriput dengan Pola Hidup Sehat
Jangan Termakan Iklan Kosmetik "Anti-Aging"!
Mengapa Kulit Wanita Lebih Cepat Keriput?
Mengapa Olahraga Memperlambat Penuaan?
Menghaluskan Kulit dengan Cokelat
GramediaShop: Resep Mudah Tetap Sehat
GramediaShop: Bebas Dari Kanker Dgn Terapi Alternatif
JAKARTA, KOMPAS.com — Tak banyak orang yang suka menyeruput susu berbahan baku kedelai. Alasannya bisa beragam, antara lain bau langu serta rasa yang tidak gurih, apalagi susu kedelai tidak memiliki kalsium sebanyak susu sapi.

Namun tunggu dulu! Susu kedelai juga memiliki berbagai kelebihan dibandingkan susu sapi. Salah satunya, kedelai memiliki senyawa mirip estrogen bernama fitoestrogen.

"Minum susu kedelai satu kali sehari sama dengan terapi hormon estrogen secara alami," kata Phaidon Toruan, dokter dari Anti Aging & Executive Fitness Consultant.

Mengonsumsi susu kedelai secara rutin bisa menghambat gejala pengeroposan tulang atau osteoporosis. Pun begitu dengan keluhan pegal-pegal pada wanita menjelang menopause dan pasca-menopause.

Bahkan, susu kedelai juga bisa mencegah rematik. Maklum, susu kedelai mengadung vitamin Bl, B2, dan niasin dalam jumlah setara dengan susu sapi. Kedelai juga mengandung vitamin E dan K yang berguna sebagai sumber anti-aging atau penghambat penuaan.

smbr; kompas.